SEMPAK BOLA

Hari itu sekitar tanggal belasan di bulan Januari 1998. Seorang sepupu memberikan sehelai t-shirt berbahan nylon berwarna belang-belang merah-hitam, ditambah 2 digit angka (20) yang tercetak besar di punggung dihiasi tulisan Bierhoff di atasnya. Yak, jersey AC Milan 1998/1999 adalah jersey tim sepak bola pertama gue.

Di umur gue yang masih 10 tahun saat itu, pesepakbola yang gue kenal hanyalah Ronaldo, Baggio, dan Del Piero. Lalu siapakah Bierhoff ini??
Nama lengkapnya Oliver Bierhoff, seorang Jerman yang bermain di Liga Italia, posisinya penyerang. Fakta lain yang terungkap setelahnya adalah dia pencetak golden goal pertama saat diberlakukannya babak sudden death yang memberikan kemenangan pada Jerman Bersatu atas Republik Ceko di Final Piala Eropa 1996. Sebelum bergabung dengan AC Milan, dia merupakan Capocanieri Serie-A bersama Udinese. Sampai saat ini, Bierhoff selalu dikenang lewat gol-gol yang disarangkannya lewat kepala. Ya, mayoritas golnya kerap kali lahir lewat kepala.

Di tahun itu, AC Milan merebut Scudetto Serie-A, sementara Jerman sengsara di Piala Dunia. AC Milan hanya unggul satu angka atas Lazio. Andai saja sundulan Oliver Bierhoff tak bersarang di gawang Perugia di partai penutup Liga, tentu hilang gelar itu. Karena gol Andres Guly saja takkan mampu memberi kemenangan karena Perugia berhasil memperkecil ketinggalan lewat Hidetoshi Nakata. Memang hebat Si Kepala Emas!

Jersey AC Milan 98/99 “20” – Oliver Bierhoff
Awal dari kecintaan gue pada Rossoneri dan Der Panzer..
*Thx to sepupu gue yang seorang Juventini, Cumie.
______________________________________________________________

Akhir minggu ini akan digelar partai besar di Serie-A, bertajuk “Derby Della Madonnina” yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan. Panasnya rivalitas keduanya tak usah dipertanyakan lagi. Psywar terus didengungkan. Milanisti masih dengan lemari trofi-nya, sementara Internisti masih menyatakan ini Era mereka.

Menurut cerita Kang Dedi (Founder Milanisti Sezione Bandung), belum pernah ada nobar Derby antara Milanisti dan Internisti Bandung di tempat yang sama seperti yang dilakukan Milanisti bersama Juventini di Giornata 28 yang lalu. “Rawan” katanya.

Itu cuma salah satu contoh yang bisa gue sebutkan (karena gue Milanisti), mungkin di kubu Internisti juga mengkhawatirkan hal yang sama. Di kubu Madridista-Barcelonistas, Red Devils-Liverpudlian, Jak Mania-Viking…

Yak, tak jarang sepak bola diidentikkan dengan kekerasan. Kenapa?
Kekerasan dalam sepak bola disebabkan adanya fanatisme. Fanatisme memang membuat sepak bola lebih hidup, sekaligus bikin mati (Literally). Ironisnya fanatisme jugalah faktor penting di pertumbuhan industri sepak bola. Fans adalah orang pertama yang pasang badan ketika klub favoritnya dilecehkan. Fans adalah konsumen tetap berbagai atribut klub yang secara langsung memberi keuntungan materi dan memperkuat branding klub dan para sponsor yang bersangkutan.

Di mata kapitalis, status fans hanyalah evangelist, bukan Umat.
Ingat: Stadion bukanlah Masjidil Haram, bukan juga St. Peter’s Square.

Tapi, sepak bola juga bukanlah sempak bola. Sepak bola tempat kita berekspresi bukan berdiam diri. Sepak bola tidak seperti sempak dimana cuma kita yang bisa ngerasain ‘kebahagian’ dari dalam saja. Kebahagiaan harus dibagi selama belum berubah menjadi kecongkakkan.

Yes, I did mock other clubs in Facebook/Twitter. But I never mention their fans name. What for? They don’t need my opinion. Awalnya gue percaya ulah gue ini “aman”, ternyata engga. Gue mulai kehilangan followers di twitter, meski ga sedikit juga bertambah followers baru :)).

Sadarlah, jutaan penggemar sepak bola punya EQ yg beda-beda. Tidak semua bisa meng-handle cela seperti kita. Selera humor penonton sepak bola memang harus tinggi disamping sikap gentlemen yang wajib dimiliki. Win like a man, lose like a man. Kalo kalah ya terima, kalo menang yang ga usah lecehkan yang kalah.

Jadi, hati-hati ketika hendak becanda menjurus cela. Buat gue:
Silahkan memuja klub favorit setinggi-tingginya, tanpa perlu mencela klub lain serendah-rendahnya.
Itu prinsip yang gue pegang sekarang. Intinya:
Takkan ribut jika tak ada yang sulut.
Garing memang.

Posted in THOUGHTS | Tagged , | 6 Comments

GRADUATION

26 Maret yg lalu adalah hari wisuda gue.
4 tahun lebih di kampus ini emang ga terasa, rasanya baru kemarin di-ospek sebagai Maba. Klise?? Engga. Nyata adanya.

Gue masih inget gimana susahnya ujian Kalkulus.
Ribetnya praktikum Fisika.
Hebohnya acara  Himpunan.
Juga galaknya dosen Statistik.

Gue juga akan selalu mengenang kisah-kisah perajut mimpi di TI-30-02.
Di ANTiDOTE :D
Di Industrial Event 007-2008.
Di HMTI.
Bahkan di sebuah majalah yang mendepak gue setelah kerja keras membangunnya.

Di postingan ini, gue mau mengucapkan terimakasih kepada:

– Allah SWT atas ruang, waktu, tenaga, gairah, dan kesehatan yang diberikan buat gue selama kuliah disini.

– Bapak dan Mamah yang ga pernah berhenti mengirimkan doa, dukungan, kepercayaan (gue aja heran mereka masih percaya sama gue), bimbingan, inspirasi, dan semangat yang tak tergantikan bagi gue.

–  Ibu Dr. Luciana Andrawina yang udah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan, membimbing, dan memotivasi gue selama mengerjakan TA. Belom pernah ada dosen yang baiknya se-super Ibu Lucy. Recommanded Advisor. TOP!

– Adik-adik gue: Dilla, Hanni, dan Laudi yang gue yakini selalu mendoakan, menyemangati, dan menghibur gue selama disini.

– Sahabat-sahabat gue: Ridwan, Akong, Mike, Jack, Ame, Nisa, Dela, dan Nanda yang udah berjasa sehingga gue bisa survive dari mata kuliah, praktikum, dan tugas-tugas gila dari tahun pertama sampe wisuda. Tanpa kalian, gue DO.

– Sahabat-sahabat seperjuangan ANTiDOTE Corp: Dimas, Karya, Buce, Krishna, Nurdin, Chandra, Rima, dan Elma yang sempat mewarnai kehidupan gue di Bandung.

– Rekan-rekan D’Jugend Freemagazine yang setia dan bisa dipercaya, Empi, Gini, Mine, Vira, Garonk, dan Pocu atas kepercayaan dan dukungannya buat gue selama jadi Editor in Chief.

– Rekan dan adik-adik asisten Gedung.C lantai 3, Evie, Elin, Hafiz, Veve, Resha, Liyu, Singgih, Mbeng, Amel, dan Uji yang udah ngebantu gue banget saat mengerjakan TA.

– Teman-teman Teknik Industri, khususnya angkatan 2006, yang telah mengisi setiap slot memori internal gue. SALAM UNITY!!

Sekarang, semua telah berjalan mendekati mimpi masing-masing.
Lewatilah jalan yang diyakini, niscaya sukses meraih mimpi.

Ada yg bilang: “Welcome to the real life“.
Tapi gue lebih setuju dengan: “Lets face the next level!“.

_______________________________________________

Postingan mellow? Yah itu salah satu alasan kenapa gue sebut:
“Graduate like a woman” :D

Posted in KOMIK | Tagged , | 4 Comments

DIGISTRACTION

Ketika jarak bukan lagi masalah.
Ketika itu pula masalah muncul tanpa memperhatikan jarak.

Peace ah Bagman.. :D

Ohya, don’t forget to follow @omsotong on twitter

Posted in KOMIK | Tagged | 1 Comment

POCONG VS SOTONG

-Pocong 1,2, dan katanya ada yang ke-3 >> masih kalah banyak sama cinta fitri
-Pocong Datang Bulan >> nih pocong masih bisa hamil
-Dendam Pocong >> kayanya waktu masih hidup, ni pocong mantan Presiden
-Pocong Rumah Angker >> yaiyalah, masa rumah makan
-Pocong Keliling >> berkonspirasi dengan hansip
-Pocong Jumat Kliwon >> sereman malam satu suro (Suzanna)
-Pocong Mupeng >> idungnya berdarah (mimisan)
-40 Hari Bangkitnya Pocong >> di Hari Kebangkitan Nasional
-Pocong Kamar Sebelah >> pocong elit, tinggal kos-kosan ga di pohon pisang
-The Real Pocong >> Trust me, it works!
-Susuk Pocong >> dijual di majalah Misteri
-Pocong Setan Jompo >> kesian, udah ga kuat lompat, hup! brak!!
-Pocong VS Kuntilanak >> pemenangnya tetep orang India

Sudah loe tonton semua?
Gue belum satupun!

Posted in KOMIK | Tagged | 6 Comments

OH BABY!

Aw, man!

Posted in KOMIK | Tagged | 6 Comments

MANCING MANIAK

 

Ide awalnya,
memancing kan buat dapetin ikan yang nantinya akan dikonsumsi,
kalo memancing udah menjadi hobi?
Ikan ditangkap dan dilepas lagi?
Biar dibilang prestasi?
Ini cuma bentuk arogansi..

Buat gue, kalo udah ditangkep,
lebih baik dimakan.
Dia ga mati sia-sia..
Dia berguna :D


Posted in KOMIK | Tagged | 3 Comments

SMOKERS & THE SMOKES

Turut berduka atas meninggalnya @tikuyuz yg mengidap penyakit flek paru karena menjadi perokok pasif.

Semoga kejadian ini bisa membuka hati dan menciptakan kesadaran buat kita yang merokok, bahwa asap rokok bukanlah buat sedekah.

Posted in KOMIK | Tagged | 5 Comments

BERDOSA DEMI GARUDA?

Minggu 1:30 AM (26/12/10) @omsotong, @krshnadtya, @natakusumah, @karyaibubapak, dan @krisfandiA tiba di GBK yang pasti ketebak tujuannya adalah untuk beli tiket Final leg 2 Piala AFF. Dateng dari jam segitu, kita optimis banget bakal dapet posisi antrean bagus dan membawa pulang 9 tiket ke Bandung. Seberapa optimis? Se-optimis foto ini:

ki-ka: @krisfandiA, @krshnadtya, @natakusumah, @karyaibubapak

Kami parkir di depan pintu utama GBK, alih-alih biar keluarnya gampang dan mengincar antrean di loket depan pintu utama SUGBK. Hari itu gelap banget, kami mendekati sebuah kerumunan massa yang ternyata sudah mengantre duluan di depan loket. Gue pun mendekati kerumunan itu untuk memastikan bahwa disitulah loket yang kami ‘incar’. Belum lagi nyampe 20 meter jarak gue ke kerumunan itu. Tapi apa yang terjadi? DISORAKIN cing!! Errr!! Gue masih inget beberapa celetukan, suara tanpa kepala, diantaranya adalah: “Sana loe dari belakang!”, “Woy! Gue dari jam 9 nih, sana loe!”, “Di belakang sono noh, banyak jajanan!”. Ishh,, dikira gue ga tau antri apa? Sensitif sekali orang-orang ini. Meski becanda, ini *norak! *Minus satu poin untuk suporter Indonesia.

Akhirnya kami pun ‘gelar tiker’ di posisi antrean yang yaa,,, kurang lebih 100 meter dari loket! Kaget juga, jam setengah dua pagi antrean udah segini, padahal loket baru dibuka pukul 10 pagi. Ga heran juga, baru juga 10 menit disana, panjang antrean di belakang kami udah nambah lebih dari 10 lebar lapangan basket. Satu jam berlalu, rasanya antrean udah sepanjang satu keliling lapangan sepakbola. Dua jam setelahnya, ujung antrean udah ga keliatan. Gila!

Antrean mulai bergerak pukul 6 pagi, bukan karena loketnya dibuka, tapi untuk ‘merapatkan’ antrean. Maklum, di saat matahari terbit, banyak yang terkaget-kaget dengan kehadiran ‘ninja-ninja misterius’ yang hadir di tengah-tengah jalur antrean. Sigh!

Sekitar pukul 07.00, GBK udah dipenuhi orang. Antrean terus merapat agar tak diselak. Tapi mau bilang apa, orang-orang bermimik innocent sudah berdiri manis di samping kanan-kiri jalur antrean. Mungkin tuli, mereka cuek aja meski udah disindir secara frontal oleh pemegang jalur antrian yang ‘sah’. Dan di sinilah gue ga melihat bentuk perhatian dan penanganan masalah ini oleh LOC/PSSI. Sampai dengan pukul 09.00 tak ada petugas penjaga atau panitia yang menjaga jalur antrean. Akibatnya? Jalur antrean yang tadinya hanya 2 banjar, persis di belakang kami kondisinya udah seperti ini:

kacauGila! posisi antrean udah ga aman! Padahal, pasca ‘perapatan’ antrean, jarak loket tinggal kurang dari 50 meter lagi. Terjadilah akhirnya! orang-orang brutal menghampiri posisi kami. ‘Tukang selak’ menyelak dari kanan, kiri, bahkan ditengah-tengah 2 jalur antrean. Inilah akibat tidak adanya tindakan preventif oleh LOC/PSSI untuk hal-hal seperti ini. Ini FINAL hei!! *Gak Belajar dari pertandingan-pertandingan sebelumnya apa?! *Minus sepuluh poin untuk PSSI.

Adegan pun berangsur ricuh! Udah jelas ini orang-orang cuma bermodal otot dan emosi. Lempar kanan, lempar kiri, dorong kanan, dorong kiri, copet kanan, copet kiri. Ngomong-ngomong soal copet, ada juga lho yang kecolongan dompetnya. Damn! Masih ada aja yg manfaatin kesempatan dalam kesempitan. Miris. Baru jadi copet kere, gimana kalo udah jadi copet berdasi? Untungnya gue dan teman-teman ga kecopetan apa-apa, hanya antrean yang ‘dicopet’ terussss.

Simulasi antrian Tiket Final leg 2 AFF di GBK.

Jadwal loket dibuka adalah pukul 10.00, sungguh memprihatinkan loket baru dibuka nyaris pukul 11.00. Antrean semakin gila, dari antrean dua banjar, jadi beberapa banjar, sekarang sudah seperti semut mengerumuni kecoa mati. Selain tidak adanya antisipasi dari LOC/PSSI, masyarakat juga menunjukkan karakter aslinya, kebobrokan mentalnya. Merekalah orang-orang yang maunya menang sendiri dengan segala cara, tidak ada respek sama sekali dengan orang yang sudah berkorban dari dini hari. Masih mengaku suporter negeri ini?!?! Menerima ‘kekalahan antrian’ saja tidak bisa, apalagi menerima kekalahan Timnas di GBK. Cih! *Ga bisa Menerima Kekalahan. *Minus satu poin lagi untuk suporter Indonesia. Gue sedih sebagai bagian dari mereka, Suporter Indonesia.

Loket pun dibuka, tepuk tangan dan sorak sorai bergema.. Tapi apa mau dikata? Senyum tak bertahan, berganti kecut bukan kepalang. Dalam tempo kurang dari satu jam, tiket LUDES!!! Gak kebagian, dengan sedih kami pun keluar kerumunan. Santai sejenak, pukul 12.30 kami pun pulang ke Bandung.

Di tengah perjalanan, kami coba mencerna kasus ini dengan pikiran tenang. Bermodal ilmu kalkulus seadanya kami pun menjabarkan ‘keanehan’ peristiwa ludesnya tiket. PSSI merilis bahwa di hari itu hanya akan melepas 30.000 tiket untuk kelas III. Dan disebar dalam 4 loket penjualan. Secara matematis, tiap loket kebagian 7.500 tiket, dan ketentuan yang berlaku adalah setiap orang maksimal beli 5 tiket. Kalo tiap orang memanfaatkan jatah maksimal (5 tiket), nomor urut pada kupon minimal harus sampe angka 1.500 di tiap loketnya. Nah pas loket ditutup tadi, selesai di angka 500-an! DIMANA SISANYA!? Grrr…

Seandainya gue ga kebagian tiket karena kalah cepet mengantre dan antrean berjalan sesuai aturan, gue terima. Nah ini.. sampah semua para penyelak!! Sistem penjualan pun tak kalah rusak. Klo PSSI/LOC bisanya atau ‘mau’nya cuma jualan tiket, taro aja tiketnya di counter pulsa! – -“

PSSI tidak mampu memahami dan menangani Konsumennya.. apalagi mengedukasi!

Nyampe di Bandung, gue menyalakan tivi, dan apa yang terjadi? ini:

Foto dipinjam dari http://plixi.com/p/65664563

Keliatan kan? Sistem-nya bobrok, entitas-nya pun ga kalah goblok!

SO, INIKAH YANG DISEBUT BERDOSA DEMI GARUDA?

__________________________________________________

Menurut pemahaman gue, masyarakat sepakbola adalah federasi, liga, klub, pemain, dan suporter.
3 kata yg mencerminkan masyarakat sepakbola Indonesia: buta, tuli, badak.
1.Buta
Gak bisa bisa ngeliat dan belajar dari apa2 yg udah terjadi. Gak bisa liat ‘rambu’, buta aturan. Membutakan diri dari berbagai kesalahan.
2.Tuli
Gak bisa denger semua kritik dan saran yg masuk. Tuli! Udah diledekin ‘nyelak’ masih (pura2) gak denger. Tuli! Menulikan kuping sendiri dari berbagai cerita busuk demi keuntungan pribadi.
3.Badak
Udah dikasi saran, kritik, kritik pedes, kritik super pedes yg sarkas,, tetep aja jalan sesukanya. Badak! Struktur Organisasi Federasi penuh cela tapi masih dibela. Badak! Muka ‘tukang selak’ kaya badak!

Sistem yang buruk bahkan bisa berjalan aman kalo tertolong tingkah-polah masyarakat yang baik pula. Tapi klo masyarakat masih seperti ini, dikasi sistem bagus juga tetep amburadul.

Kondisi Existing Masyarakat Sepakbola Indonesia: Sistemnya korup, cara entitas (masyarakat) memasuki/mengikuti sistemnya juga korup. Yang artinya PSSI-nya korup, ditambah kebiasaan nyelak antrian, beli tiket dari ‘kenalan’, dan *mendukung percaloan. Itu juga tergolong perilaku korup juga kaan?
*buat gue, beli tiket di calo sama artinya mendukung percaloan.

__________________________________________________

Final Leg 1 sudah digelar di Bukit Jalil, dan menyisakan kekalahan telak Timnas 3-0 oleh Malaysia. Terlepas dari gangguan laser dan teror suporter lawan, permainan Firman Utina dan kawan-kawan memang jauh di bawah standar. Timnas mainnya berat banget, seperti berlari di atas lumpurrr.. ups!

Ya! yang gue kambing hitamkan adalah beberapa ‘event’ di luar teknis yang dijalani Timnas sebelum berangkat ke Malaysia.
1. Sarapan di kediaman Aburizal Bakrie
Saat Nurdin bawa timnas ke rumah Bakrie pagi-pagi, agenda timnas itu harusnya latihan, terutama buat pemain cadangan yang ga main waktu lawan Filipina.
2. Istighotsah ke ponpes Assidiqiyah
Tentu ga ada yang salah dengan kegiatan ini. Tapi, saat Nurdin bawa timnas istighotsah (dengan nama Nurdin gede-gede terpampang di spanduk), agenda timnas sebenarnya adalah jacuzzi & relaksasi demi kebugaran pemain.
Ini belum termasuk wawancara ekslusif beberapa pemain Timnas dan official tim baik di pesawat ataupun di hotel oleh salah satu televisi swasta yang juga dimiliki oleh pemilik rumah dimana Timnas diajak sarapan kesana :p

Fix! Yang mesti dibenerin itu semua elemen masyarakat sepakbola Indonesia..
Yang artinya gue juga.
Dimulai dari reformasi PSSI!!
Sudah saatnya profesional muda mengganti para dedengkot tua .#reformasi #PSSI

Btw, ini oleh-oleh dari Bukit Jalil:

Kurang puas masang di negeri sendiri,
eh dipajang di negeri seberang!!

Buat loe para tukang selak antrean tiket di GBK,
gue titipkan semangat dan dukungan gue buat Garuda..
Apapun hasilnya jgn norak guys!

Posted in THOUGHTS | Tagged , | 51 Comments

GARUDA (MASIH) DI DADAKU

Ganyang Malaysia 5-1, geprak Laos 6-0, cakar Thailand 2-1.
Sempurna dengan 9 poin, mencetak 13 gol dan hanya kemasukan 2 gol.
Hmm.. Ada apa dibalik terbang tingginya Garuda di Piala AFF kali ini??

Menurut gue ada 3 hal yang memberi perubahan signifikan pada permainan Timnas:

1. Pelatih

Di bawah kepemimpinan Om kita yang pernah main bareng Louis Van Gaal ini, timnas memperlihatkan 3 hal: determinasi, stability, dan durability sepanjang 90 menit pertandingan.

Sebenernya apa resep di balik suksesnya Alfred Riedl ini? Adalah kedisiplinan dan anti-intervensi terhadap setiap kebijakan yang diambilnya. Dialah sosok dibalik tak dipanggilnya beberapa langganan timnas termasuk Boaz Solossa. Sikapnya ini yang bikin dia disegani bukan saja oleh para pemain, tapi juga pejabat teras PSSI.

Bisa jadi sifat itulah yang bikin dia tak pernah terlihat tersenyum, bahkan saat terjadi gol?! Mungkin hanya satu hal yang memungkinkan kita dapat melihat senyumnya, saat Bambang Pamungkas dkk mengangkat Trofi Juara.

2. The Invisible Captain

The truly leader. Kapten sesungguhnya. Awalnya, banyak yang kesal kenapa dia dipanggil lagi, sudah tua lambat pula. Masalah umur, semua pemain pasti luntur. Lambat? Loe mau liat dia secepat Theo Walcott? Nge-dribel kaya Cristano Ronaldo?!Ya ga mungkinlah.. Dia bukan pemain cepat, dia tipikal penyerang cerdas dan fullskill. Handal dalam bola-bola mati, punya umpan-umpan terukur, dan sundulan maut.

Apa yang membedakan Bambang Pamungkas dibanding pemain timnas lainnya.
1. Konsistensi
Jarang ada pemain Indonesia yang tampil konsisten dari awal karir sampai menjelang akhir. Berkat kekonsistenannya, berbagai rekor gol dan jumlah penampilan di timnas dia pecahkan. Membuatnya menjadi calon Legenda Timnas Indonesia.
2. Mental
Mental bertanding? Tak perlu dibahas rasanya, bukti terakhir adalah 2 gol-nya ke gawang Thailand kemarin. Meski tampil sebagai penentu, sekarang, memainkannya hanya di babak kedua adalah pilihan terbaik. Bepe si kapten yang tak bermain.
3. Tata bahasa
Jarang ada pemain Indonesia yang tata bahasanya rapi saat diwawancara. Itulah yang membuatnya berkelas. Selain itu, dia juga seorang blogger. Hanya sedikit pebola di dunia yang punya kemauan untuk menulis. Dia pemain pertama yang berbicara lugas perihal penentangan pemakaian Lambang Negara (Garuda) di dada kiri jersey timnas. Simak tulisannya Jangan renggut lambang garuda itu dari kami.

3. Naturalisasi

Oke, sekarang siapa yang tidak kenal dengan Cristian ‘el loco Gonzales dan si tampan Irfan Bachdim ??

Sudah lama timnas tidak punya finisher sedingin dan seoportunis el loco. Selain mencetak gol, tak jarang pergerakannya membuat kubu lawan dihukum penalti.

Bagaimana dengan Bachdim? idola baru Indonesia ini adalah tipikal pemain Eropa banget, liat aja pacarnya! Eh! permainannya.. Dua golnya membuktikan betapa tenangnya dia dalam mengonversi peluang jadi gol. Selain itu, disadari atau tidak, pergerakan tanpa bolanya lah yang membuat Okto dan M.Ridwan leluasa menusuk sampai kotak penalti.

Banyak yang memuji, namun tak sedikit yang mencibir. Karena 1 hal, mereka pemain naturalisasi. Makin sering ya denger kata ini, sebenernya apa sih naturalisasi itu?
“Naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing; hal menjadikan warga negara; pewarganegaraan yg diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yg ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan”

Irfan Bachdim, perlu dipahami dia bukan pemain naturalisasi. Selain separuh Indonesia, dia juga sudah punya paspor RI sejak kecil. Kedatangannya ke Indonesia juga tidak mudah. Jangankan lolos seleksi timnas, seleksi untuk masuk klub di Liga Indonesia pun dia sempat beberapa kali gagal.

Awalnya sih gue memandang sinis kehadiran el loco di timnas. Bukan apa2, aneh aja ada nama ‘Gonzales’ di punggung jersey timnas, kalo ‘Irfan’ sih masih oke, lah ini Gonzales?? Dari suku mana itu? ahaha.

Tapi, meski naturalisasi dia bukan pemain ‘cabutan’. Dia telah tinggal lebih dari 5 tahun di Indonesia, menikahi wanita Indonesia, dan belum pernah membela timnas negara asalnya. Bahkan Cristian Gonzales bukan nama resminya lagi sekarang, sejak menikah dan menjadi mualaf, namanya berganti menjadi Mustafa Habibi. Dan ingat! Dia mau membela merah-putih bukan karena diminta PSSI, sejak 2007 dia sudah mengajukan diri sebagai WNI.

Syarat dan kewajiban telah mereka penuhi, yang secara langsung mereka memiliki hak untuk mengajukan diri membela Timnas. Lalu kenapa kita harus larang hak mereka??

Tapi ingat, seperti yang dikatakan Jusuf Kalla, “naturalisasi itu vitamin untuk timnas”. Bener banget.. Namanya juga vitamin, kalo dosisnya tepat ya bikin sehat, lah kalo kebanyakan? overdosis!

Sebenernya masih banyak hal-hal yang mempengaruhi hebatnya timnas kali ini. Misalnya: Sayap-sayap hebat macam Okto Maniani, M.Ridwan, dan si super-sub Arif Suyono, belum lagi 2 fullback rajin M. Nasuha dan Zulkifli Syukur. Udah lama gue gak liat sayap-sayap Garuda bermain segaul ini. Yah “namanya juga Garuda, mana bisa terbang dgn sayap yang butut”.

Pasti ada perbedaan pendapat untuk topik yang gue tulis ini.
Pokoknya yang penting:

Maju terus Sepakbola Indonesia.
Terbanglah yang tinggi Garudaku.
Kuharap kau mendarat di Moskow tahun 2018

Btw, posisi central back jadi PR banget tuh buat Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal.

Source:
makna naturalisasi dan aturannya legal

Naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing; hal menjadikan warga negara; pewarganegaraan yg diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yg ditetapkan dl peraturan perundang-undangan;Source: http://www.sepaxbola.info/2010/12/makna-naturalisasi-dan-aturannya-legal.html#ixzz18C2Ke82y
Blog Sepakbola | http://www.sepaxbola.info <p
Posted in THOUGHTS | Tagged , , , | 5 Comments

KEKONSISTENAN INKONSISTENSI

Hhh.. ditanya apa jawabnya apa..

Eh jambul itu!!
Ada yg tau itu jambul siapa?

Posted in KOMIK | Tagged | Leave a comment